← Back Published on

Aku dan Sekoci Kecil

Pemaknaan jiwa yang melanglang di lautan lepas, mencoba menepi menuju pelabuhan lekas. 

-----

Aku masih menjadi penumpang kapal ini

Meskipun kapal telah karam dan menjadi puing-puing yang berserakan di tengah lautan

Namun sekoci kecil yang terlepas dari kapal, membawaku supaya tak tenggelam

Tidaklah mudah mengarungi tengah lautan bersama sekoci kecil untuk menuju tempat berlabuh

Diriku bersama sekoci kecil bertahan dari ombang-ambing gelombang lautan

Aku menyesuaikan dayung dan sekoci kecil bertahan menghantam ombak

Kami berusaha saling menyelaraskan tenaga dan arah

Kalau salah satu diantara kami lemah, maka yang satu akan sekuat tenaga mempertahankan dan mengarahkan supaya fokus sampai di satu tujuan

Yakni tempat berlabuh..

Hamtaman ombak besar, burung dengan paruh tajam, ikan ganas yang terlihat ingin memburu kami, hujan deras, gelombang angin, semua itu menghabiskan tenaga kami dalam mengarungi lautan

Tenaga fisik dan pikiran kami terkuras dalam perjalanan menuju tempat berlabuh

Siang hari dengan cahayanya adalah anugerah bagi kami untuk melanjutkan perjalanan

Hanya berkah ilahi yang kami harapkan dapat mengantarkan diriku dan sekoci kecil menuju pelabuhan

Siang menuju senja sebagai pertanda terbitnya gelap malam

Dalam gelap, kami gusar, akankah kami masih mampu bertahan dengan hilangnya cahaya

Namun kami percaya kegelapan akan segera hilang dan digantikan dengan cahaya siang nan benderang

Masih di perjalanan, disana, di ujung pandang nan jauh, kami melihat ada segelintir kapal kecil, sedang, dan besar

Meskipun tertutup kabut, harapan kami menggelora bahwa pertolongan akan segera tiba dan membawa kami ke pelabuhan dengan mudah

Sayang seribu sayang, walau nampaknya kapal-kapal itu riuh, namun tak bisa dijangkau

Kapal-kapal besar tersebut justru memiliki nasib seperti kami

Bahkan mereka harus melewati badai yang tak pernah kami alami sebelumnya

Kami yang sudah mulai mendekati kapal itu, justru terkena dampak ombak yang dihasilkan kapal besar

Aku dan sekoci kecil kembali terombang-ambing mundur kesana-sini dan berusaha menyeimbangkan keadaan kami

Kami mundur jauh dan berusaha membaca arah angin yang bisa membawa kami menuju pelabuhan

Dalam hati ini berbisik, kapalku bagaimana nasibku bersama sekoci kecil ini

Kami hampir tak kuat melawan beragam terpaan dan cobaan perjalanan menuju pelabuhan

Aku dan sekoci beristirahat. Kami mengumpulkan lagi kekuatan untuk mengarungi lautan

Kami telah belajar banyak dan mengamati perilaku burung yang membantu kami membaca fenomena alam yang sedang atau akan terjadi

Lihatlah elang mampir diatas kami, ia terbang tinggi dan bersemangat, menandakan langit yang cerah

Seketika semangat kami terpacu membara dan meyakini bahwa lautan itu sendiri yang akan membantu kami menyebrang menuju pelabuhan

Tiada henti kami memperoleh pelajaran selama perjalanan mengarungi lautan

Namun terkadang burung-burung itu terbang dengan sangat tenang, sehingga kami pun mengarungi lautan dengan santai dan keteguhan hati bahwa segera sampai di pelabuhan

Ternyata salah. Burung yang menjadi tenang dan senyap itu, justru mereka memberi tanda bahwa badai besar akan datang.

Aku dan sekoci kecil kembali menerima hantaman badai yang hampir saja menghempaskan kami, sebab kelalaian diri ini dalam mengartikan pertanda tersebut

Aku dan sekoci kecil kembali harus berusaha keras mempertahankan eksistensi kami diatas permukaan air laut

Waktu demi waktu kami lewati, burung-burung bernyanyi pertanda cuaca membaik

Makin dekat kami dengan bayangan tempat bersandar sebab di ujung sana terlihat pantai dan daratan

Sedikit demi sedikit, tanpa tergesa-gesa, kami ingin mendekati bayangan daratan itu untuk meyakinkan diri bahwa disanalah tempat kami bisa berlabuh dengan sisa kekuatan yang kami miliki

Makin dekat dengan bayangan itu, terlihat makin nyata

Tampak juga kapal-kapal kecil, sedang, dan besar yang pernah kami temui sebelumnya berada di sekitar kami

Namun ada kapal yang mulai karam dan tenggelam, ada kapal yang sudah bolong-bolong terkena hantaman lautan, ada juga kapal yang masih amat utuh dan siap menyebrangi lautan

Aku yang makin dekat dengan tempat berlabuh siap menyandarkan sekoci kecil

Pelabuhan yang penuh warna, pelabuhan yang dipenuhi dengan kapal yang bolak-balik

Namun aku merasa pelabuhan ini mirip sekali dengan pelabuhan sebelum aku dan sekoci kecil menyebrangi lautan

Ya, benar saja inilah tempat pelabuhan awalku ketika berangkat

Muncul memori memperlihatkan kapalku yang siap mengarungi lautan, namun karam dan menjadi puing-puing

Bersama sekoci kecil, aku bersyukur telah kembali ke tempat asalku berada

Namun kini tempat asalku telah dipenuhi warna-warni nan indah. Aku dan sekoci kecil memandang cerah matahari berpayungkan langit yang mega dan luas

Rupanya beginilah sebagian perjalanan hidup kami, yang akan terus berputar mengarungi lautan dan singgah di daratan

Tak ada yang kami takutkan sekalipun kami harus mengarungi lautan kembali

Sebab kami memiliki Pencipta yang Maha Besar

Namun aku dan sekoci kecil akan beristirahat dahulu sembari mempelajari dan mempersiapkan diri untuk perjalanan hidup yang lebih hebat selanjutnya

Meskipun sekoci kecilku kian terkikis, itu berarti aku dan sekoci akan menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dan memperbaiki diri

Kami akan terus dipahat oleh Sang Pencipta supaya menjadi rupa yang makin indah

- Rhmdlyn

https://rahmidwialyanii.journo...